Sosialisasi Operasional Jaringan Palapa Ring Barat dan Pemanfaatannya
Palaparing.id - Natuna, 6 Maret – 2018
Kehadiran Palapa Ring sangat dinanti oleh masyarakat Indonesia, terutama di daerah-daerah yang saat ini masih minim jaringan Telekomunikasi. Jaringan Telekomunikasi yang baik dan mumpuni, akan memberikan banyak peluang dan meningkatkan potensi perkembangan daerah dan masyarakat.
Pada tanggal 6 Maret 2018, Direktur Utama Badan Aksebilitas Telekomunikasi dan Informatika (BAKTI) Bpk. Anang Latief, melakukan Sosialisasi Operasional Jaringan Palapa Ring Barat dan Pemanfaatannya di pulau Natuna. Pada kesempatan ini, Direktur Utama BAKTI didampingi oleh Direktur Utama PT Palapa Ring Barat, Bpk. Syarif Lumintarjo, Kepala Dinas Kominfo Natuna, Bpk. Raja Darmika beserta Pemerintah Daerah Natuna melakukan peninjauan ke Network Operation Center (NOC) di Kabupaten Natuna dan Beach Main Hole (BMH) Palapa Ring Barat di Selat Lampa.
Direktur Utama BAKTI juga melakukan Sosialisasi kepada masyarakat baik yang berprofesi sebagai Nelayan, Petani, Wirausaha dan lainnya menginformasi kesiapan Operasional jaringan Palapa Ring Barat serta berbagai manfaat yang bisa didapatkan oleh masyarakat, bertempat di kantor Kecamatan Bunguran Selatan.
Jaringan Telekomunikasi yang baik dan mumpuni, diharapkan dapat memberikan banyak peluang serta meningkatkan potensi perkembangan daerah dan masyarakat menjadi lebih baik.
Sosialisasi Palapa Ring Paket Timur
Palaparing.id - 24 Februari 2017
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara melakukan sosialisasi Proyek Palapa Ring Paket Timur di Jayapura, Papua (23/02/2017) dan Manokwari, Papua Barat (24/02/2017). Acara Sosialisasi ini dihadiri oleh seluruh Pemerintah Daerah dan jajaran baik dari Provinsi Papua serta Papua Barat.
Dalam kesempatan ini Menkominfo Rudiantara menyampaikan rencana pelaksanaan Proyek, serta menegaskan peran Pemerintah daerah dalam proyek Palapa Ring. Proyek Palapa Ring dapat diimplementasikan apabila ada bantuan dari para Bupati, Kepala Dinas Kominfo serta pihak-pihak atau Dinas-Dinas lainnya yang terkait, yang memiliki ijin untuk melakukan pembangunan.
Menkominfo Rudiantara menyampaikan proyek Palapa Ring Paket Timur ditargetkan selesai pada tahun 2019. Dengan terselesaikannya Proyek Palapa Ring ini, sebanyak 514 kabupaten pada tahun 2019 sudah harus terhubung dengan akses internet berkecepatan tinggi.
Proyek Palapa Ring Mulai Dibangun
Beritasatu.com - Rabu, 19 Oktober 2016 | 05:50
Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara, selaku penanggung jawab proyek kerja sama (PJPK), bersama Direktur Utama PT Palapa Ring Barat (PT PRB) Syarif Lumintarjo, selaku badan usaha pelaksana proyek (BUPP), melaksanakan peletakan batu pertama (groundbreaking) pembangunan Proyek Palapa Ring Paket Barat di Pantai Palapa, Singkawang, Kalimantan Barat (Kalbar), Senin (17/10).
Peletakan batu pertama tersebut juga dihadiri Wakil Gubernur Kalbar Christiandy Sanjaya, Wakil Walikota Singkawang Abdul Muthalib, serta Direktur Pengelolaan Dukungan Pemerintah dan Pembiayaan Infrastruktur Kementerian Keuangan Fredi Saragih.
Rudiantara mengatakan, peletakan batu pertama tersebut merupakan pertanda dimulainya proyek Palapa Ring yang memiliki total nilai bisnis mencapai Rp 21 triliun. "Dari Palapa Ring Barat, Tengah, maupun Timur sekitar Rp 21 triliun, dan target keseluruhan selesai tahun 2019. Untuk Palapa Ring Barat tahun 2018 sudah beroperasi,” ujar dia, dalam keterangannya, Selasa (18/10).
Menurut dia, acara groundbreaking yang dilaksanakan di Kota Singkawang itu menjadi awal dimulainya proses konstruksi yang akan dilakukan oleh PT PRB dalam jangka waktu 18 bulan ke depan, dengan panjang kabel yang akan digelar mencapai 2.000 kilometer (km). Proyek Palapa Ring Paket Barat memiliki nilai investasi mencapai Rp 3,48 triliun dengan masa konsesi selama 15 tahun.
Proyek Palapa Ring Barat mencakup pembangunan jaringan broadband di lima kabupaten di Provinsi Riau dan Kepulauan Riau, yaitu Kabupaten Bengkalis, Kepulauan Meranti, Natuna, Lingga, dan Kepulauan Anambas. Kelima wilayah tersebut merupakan wilayah yang dianggap tidak layak secara finansial.
Selain lima kabupaten tersebut, Proyek Palapa Ring Paket Barat akan menjangkau enam kabupaten/kota yang merupakan titik interkoneksi dengan jaringan tulang punggung serat optik yang telah dibangun oleh operator telekomunikasi. Salah satunya adalah Kota Singkawang yang terletak di Provinsi Kalbar.
Rudiantara menjelaskan, Proyek Palapa Ring merupakan salah satu upaya pemerintah dalam membangun ketersediaan infrastruktur layanan jaringan serat optik sebagai tulang punggung bagi sistem telekomunikasi nasional yang menghubungkan seluruh kabupaten/kota di Indonesia. Total panjang kabel ketiga paket Palapa Ring mencapai 12.000 km.
Kabel serat optik itu akan membentuk cincin backhaul yang akan menghubungkan dan menyatukan Indonesia. Lebih lanjut, Menkominfo menyatakan bahwa Palapa Ring sebagai tol informasi akan menjadi pintu gerbang bagi pemerataan dan meningkatkan jangkauan broadband di seluruh wilayah Tanah Air.
“Hal itu merupakan bukti keseriusan pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan infrastruktur publik khususnya sektor telekomunikasi serta percepatan pelaksanaan proyek infrastruktur strategis/prioritas nasional yang tercantum dalam Perpres No 3 tahun 2016,” tambahnya.
Dengan adanya Proyek Palapa Ring Paket Barat sebagai awal dari rangkaian Proyek Palapa Ring, pemerintah juga akan membantu masyarakat Indonesia dalam pemerataan penyediaan akses broadband di seluruh Indonesia. Hadirnya Palapa Ring juga akan memberikan peluang bisnis baru bagi industri usaha kecil dan menengah (UKM) di pelosok daerah, meningkatkan pendidikan melalui fasilitas internet, dan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat lewat kegiatan ekonomi digital.
Skema AP
Proyek Palapa Ring dilaksanakan dengan skema kerja sama pemerintah badan usaha (KPBU) dan merupakan KPBU pertama dengan menerapkan skema pembayaran ketersediaan layanan (availability payment/AP). Skema AP diprakarsai oleh Kementerian Keuangan dan sumber dananya berasal dari dana kontribusi umum (universal service obligation/USO).
Skema AP yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.08/2015 merupakan pembayaran secara berkala selama masa konsesi berdasarkan pada ketersediaan layanan infrastruktur yang telah dibangun oleh badan usaha. Komponen biaya yang dapat dibayarkan oleh AP terdiri atas biaya modal, biaya operasional, dan keuntungan wajar yang diinginkan oleh badan usaha.
Dengan skema tersebut, risiko permintaan (demand risk) dari tersedianya layanan infrastruktur akan ditanggung sepenuhnya oleh PJPK, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo).
Dengan diambilnya risiko tersebut, badan usaha mendapat pengembalian investasinya jika berhasil memenuhi kriteria layanan, sebagaimana yang telah diperjanjikan dalam perjanjian kerja sama. Sedangkan kelangsungan pembayaran dari PJPK kepada badan usaha akan dijamin oleh pemerintah melalui PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PT PII), yang merupakan pelaksana single window policy penyediaan penjaminan pemerintah untuk proyek infrastuktur yang dikerjasamakan dengan swasta.
Fredi Saragih mengatakan, Kementerian Keuangan mendukung pelaksanaan proyek tersebut dengan memberikan penjaminan proyek. Penjaminan yang diberikan pemerintah tidak hanya diberikan untuk pemerintah pusat, tapi juga untuk pemerintah daerah.
"Dengan syarat transparan, kompetitif, dan adil, Kementerian Keuangan siap untuk membantu tidak hanya penjaminan, tapi memberikan subsidi biaya konstruksi dan konsultan sebagaimana diperlukan,” tambahnya.
Jakarta - Palapa Ring yang merupakan proyek tulang punggung infrastruktur jaringan telekomunikasi nasional ikut mendorong industri penyediaan perangkat kabel serat optik di Indonesia.
"Permintaan serat optik semakin besar dengan adanya proyek Palapa Ring yang setidaknya butuh sampai 36.000 km," kata I Gusti Putu Suryawirawan, Dirjen Industri Logam, Mesin Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian, Selasa (18/10/2016).
Menurutnya, Palapa Ring bisa memicu multiplier effect yang positif bagi industri kabel dalam negeri. Pasalnya, jika proyek jaringan tulang punggung ini terbangun, maka akan ada proyek susulan berupa pembangunan jaringan ke perkotaan, permukiman, bahkan pengembangan jaringan ke perumahan.
Peluang pengadaan kabel serat optik, tentunya tak hanya datang dari konsorsium pemenang tender Palapa Ring saja. Masih ada pengadaan kabel dari operator jaringan internet tetap (fixed broadband) lainnya.
Lebih lanjut dikatakan, untuk koneksi pita lebar (broadband) terdapat 70 juta rumah tangga yang membutuhkan sambungan internet jenis fiber to the home (FTTH). Sedangkan, Indonesia setiap tahunnya butuh jaringan fiber optic untuk 5,4 juta home pass.
"Karenanya, kami terus menggenjot kapasitas produksi. Voksel Kabel juga telah memperoleh sertifikasi dari Kementerian Perindustrian dengan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) hingga 95%," kata Presiden Direktur Voksel Electric, David Lius.
Disebutkan olehnya, untuk power cable aluminium kapasitas produksinya sekitar 6,000 ton per bulan, power cable–copper 2,000 ton per bulan. Sementara untuk Fiber optic Cable, Voksel mampu menyerap pemakaian fiber core sebanyak 150.000 sckm per bulan.
Saat ini segmentasi pasar power cable Voksel terbesar adalah PLN diikuti oleh beberapa perusahaan BUMN, dan kontraktor swasta baik lokal maupun international. Sedangkan untuk fiber optik, saat ini pasar terbesar Voksel adalah Telkom 70%, dan non-Telkom 30%.
Kementerian Keuangan Menjaminkan Proyek Palapa Ring Senilai Rp 21 Triliun
Kompas - Senin, 17 Oktober 2016 | 23:23 WIB
SINGKAWANG, KOMPAS.com - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mendukung pelaksanaan proyek Palapa Ring dengan memberikan penjaminan. Penjaminan pemerintah untuk proyek infrastruktur tidak hanya diberikan kepada proyek pusat, tetapi juga kepada proyek yang dimiliki pemerintah daerah.
Syaratnya, dalam proyek tersebut ada kerja sama antara swasta dan pemerintah. Selain itu, proyek tersebut harus transparan, kompetitif atau bersaing sehat, dan adil.
Direktur Pengelolaan Dukungan Pemerintah dan Pembiayaan Infrastruktur Kementerian Keuangan, Freddy R Saragih mengatakan, Kemenkeu juga memberikan subsidi sebagian biaya konstruksi dan dana untuk penyiapan proyek.
Dia berharap, dengan penjaminan ini maka pihak swasta tidak ragu-ragu untuk bekerja sama dengan pemerintah membangun proyek strategis.
"Pemerintah menjamin berada dibelakangnya, jika terjadi sesuatu," jelas Freddy dalam sambutannya pada acara groundbreaking pembangunan infrastruktur Palapa Ring Barat (PRB) di Pantai Taman Pasir Panjang Indah, Singkawang, Kalimantan Barat, Senin (17/10/2016).
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengatakan, proyek Palapa Ring Barat akan menjangkau lima kabupaten di Provinsi Riau dan Kepulauan Riau.
Yakni di Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Kepulauan Meranti, Kabupaten Natuna, Kabupaten Lingga, dan Kabupaten Kepulauan Anambas. "Kelima wilayah tersebut merupakan wilayah yang dianggap tidak layak secara finansial," ujar Rudiantara.
Selain lima kabupaten tersebut, proyek Palapa Ring Barat juga akan menjangkau enam kabupaten atau kota yang merupakan titik interkoneksi dengan jaringan tulang punggung serat optik yang telah dibangun oleh operator telekomunikasi.
Proses konstruksi yang akan dilakukan oleh PT Palapa Ring Barat dalam jangka waktu 18 bulan ke depan, dengan panjang kabel yang akan digelar mencapai 2.000 kilometer. Proyek Palapa Ring Paket Barat memiliki nilai investasi mencapai Rp. 3,48 triliun dengan masa konsesi selama 15 tahun.
Proyek tersebut merupakan kerja sama antara Kemenkominfo dengan PT Palapa Ring Barat selaku Badan Usaha Pelaksana Proyek.
"Dengan adanya proyek Palapa Ring Paket Barat sebagai awal dari rangkaian Proyek Palapa Ring, maka Pemerintah akan membantu masyarakat Indonesia dalam pemerataan penyediaan akses broadband di seluruh Indonesia," kata Rudiantara.
Hadirnya Palapa Ring juga akan memberikan peluang bisnis baru bagi industri Usaha Kecil Menengah (UKM) di pelosok daerah.
Proyek dengan nilai total investasi Rp 21 triliun tersebut diharapkan meningkatkan pendidikan melalui fasilitas internet dan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat lewat kegiatan ekonomi digital.
Proyek Palapa Ring Barat Resmi Dimulai dari Singkawang
Kompas - Senin, 17 Oktober 2016 | 16:46 WIB
SINGKAWANG, KOMPAS.com - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan, tidak lama lagi seluruh ibu kota kabupaten dan kotamadya di Indonesia akan terkoneksi dengan infrastruktur broadband atau internet berkecepatan tinggi melalui konsep Palapa Ring.
Hal tersebut ia ungkapkan dalam acara peletakan batu pertama proyek pembangunan infrastruktur Palapa Ring Barat (PRB) di Pantai Taman Pasir Panjang Indah, Singkawang, Kalimantan Barat, Senin (17/10/2016).
Proyek tersebut merupakan kerja sama antara Kemenkominfo dengan PT Palapa Ring Barat selaku Badan Usaha Pelaksana Proyek.
"Seluruh Indonesia ada 514 Kabupaten/Kota, yang saat ini sudah terhubung baru 400, jadi masih ada 114 lagi yang belum terhubung," ujar Rudiantara di sela acara peresmian.
Ia menambahkan, dari 114 Kabupaten kota yang belum terhubung itu, sejauh ini komitment dari pihak operator untuk membangun jaringan baru menyanggupi akan mengadakan di sebanyak 57 Kabupaten/kota.
"Jadi sisanya ada 57, nah inilah yang akan kita bangun dengan menggunakan skema kerja sama antara pemerintah dengan badan usaha," jelasnya.
Kemudian, 57 titik baru yang akan dibangun pemerintah tersebut akan dihubungkan dengan yang sudah ada, salah satunya di kota Singkawang.
Proyek Palapa Ring Barat akan menjangkau lima kabupaten di Provinsi Riau dan Kepulauan Riau, yaitu Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Kepulauan Meranti, Kabupaten Natuna, Kabupaten Lingga, dan Kabupaten Kepulauan Anambas.
Kelima wilayah tersebut merupakan wilayah yang dianggap tidak layak secara finansial.
Selain lima kabupaten tersebut, PRB juga akan menjangkau enam kabupaten/kota yang merupakan titik interkoneksi dengan jaringan tulang punggung serat optik yang telah dibangun oleh operator telekomunikasi.
Proses konstruksi yang akan dilakukan oleh PT. PRB dalam jangka waktu 18 bulan ke depan, dengan panjang kabel yang akan digelar mencapai 2.000 kilometer.
"Proyek Palapa Ring Paket Barat memiliki nilai investasi mencapai Rp. 3.48 Triliun dengan masa konsesi selama 15 tahun," jelasnya.
Tentang Palapa Ring
Palapa Ring merupakan upaya pemerintah dalam membangun ketersediaan infrastruktur layanan jaringan serat optik sebagai tulang punggung bagi sistem telekomunikasi nasional.
Proyek Palapa Ring yang dilaksanakan dengan skema Kerja sama Pemerintah Badan Usaha (KPBU) dan merupakan KPBU pertama dengan menerapkan skema pembayaran ketersediaan layanan atau availability payment (AP).
Skema availability payment diprakarsai oleh Kementerian Keuangan dan sumber dana AP berasal dari Dana Kontribusi Universal Service Obligation (USO).
Skema AP diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan nomor 190/PMK.08/2015 merupakan pembayaran secara berkala selama masa konsesi berdasarkan pada ketersediaan layanan infrastruktur yang telah dibangun oleh badan usaha.
Komponen biaya yang dapat dibayarkan oleh AP adalah biaya modal, biaya operasional, dan keuntungan wajar yang diinginkan oleh badan usaha.
"Dengan skema ini, risiko permintaan (demand risk) dari tersedianya layanan infrastruktur akan ditanggung sepenuhnya oleh PJPK yaitu Kemkominfo," jelasnya.
Dengan diambilnya risiko tersebut, badan usaha mendapat pengembalian investasi mereka jika berhasil memenuhi kriteria layanan sebagaimana yang telah diperjanjikan dalam Perjanjian Kerja Sama.
Adapun kelangsungan pembayaran dari PJPK kepada Badan usaha akan dijamin oleh Pemerintah melalui PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PT PII).
Hadirnya Palapa Ring juga akan memberikan peluang bisnis baru bagi industri Usaha Kecil Menengah (UKM) di pelosok daerah, meningkatkan pendidikan melalui fasilitas internet dan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat lewat kegiatan ekonomi digital.
Menkominfo: Palapa Ring Akan Hubungkan Kabupaten/Kota dengan Internet Kecepatan Tinggi
Kompas - Senin, 17 Oktober 2016
SINGKAWANG, KOMPAS.com - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan, tidak lama lagi, seluruh ibukota kabupaten dan kotamadya di Indonesia akan terkoneksi dengan infrastruktur broadband atau internet berkecepatan tinggi melalui konsep Palapa Ring.Hal tersebut diungkapkannya dalam acara peletakan batu pertama proyek pembangunan infrastruktur Palapa Ring Barat (PRB) di Pantai Taman Pasir Panjang Indah, Singkawang, Kalimantan Barat, Senin (17/10/2016).Proyek tersebut merupakan kerjasama antara Kemenkominfo dengan PT Palapa Ring Barat selaku Badan Usaha Pelaksana Proyek."Seluruh Indonesia ada 514 kabupaten/kota, yang saat ini sudah terhubung baru 400, jadi masih ada 114 lagi yang belum terhubung," ujar Rudiantara, Senin (17/10/2016).Dia menambahkan, dari 114 kabupaten/kota yang belum terhubung itu, sejauh ini komitmen dari pihak operator untuk membangun jaringan baru menyanggupi akan mengadakan di sebanyak 57 kabupaten/kota.
"Jadi sisanya ada 57, nah inilah yang akan kami bangun dengan menggunakan skema kerja sama antara pemerintah dengan badan usaha," ucapnya.Kemudian, 57 titik baru yang akan dibangun pemerintah tersebut akan dihubungkan dengan yang sudah ada, salah satunya di kota Singkawang.Proyek Palapa Ring Barat akan menjangkau lima kabupaten di Provinsi Riau dan Kepulauan Riau, yaitu Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Kepulauan Meranti, Kabupaten Natuna, Kabupaten Lingga, dan Kabupaten Kepulauan Anambas. Kelima wilayah tersebut merupakan wilayah yang dianggap tidak layak secara finansial.Selain lima kabupaten tersebut, PRB juga akan menjangkau enam kabupaten/kota yang merupakan titik interkoneksi dengan jaringan tulang punggung serat optik yang telah dibangun oleh operator telekomunikasi.
Proses konstruksi yang akan dilakukan oleh PT PRB dalam jangka waktu 18 bulan ke depan, dengan panjang kabel yang akan digelar mencapai 2.000 kilometer."Proyek Palapa Ring Paket Barat memiliki nilai investasi mencapai Rp 3,48 triliun dengan masa konsesi selama 15 tahun," tuturnya.Rudiantara menambahkan, proyek Palapa Ring ini merupakan salah satu upaya pemerintah dalam membangun ketersediaan infrastruktur layanan jaringan serat optik sebagai tulang punggung bagi sistem telekomunikasi nasional yang menghubungkan seluruh kabupaten/kota di Indonesia.dan merupakan bukti keseriusan pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan infrastruktur publik khususnya sektor telekomunikasi serta percepatan pelaksanaan Proyek Infrastruktur Strategis/Prioritas Nasional yang tercantum dalam Perpres No.3 tahun 2016.Proyek Palapa Ring dilaksanakan dengan skema Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU) yang menerapkan skema pembayaran ketersediaan layanan atau availability payment (AP).Skema AP diprakarsai oleh Kementerian Keuangan. Sumber dana berasal dari Dana Kontribusi Universal Service Obligation (USO). Skema AP diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan nomor 190/PMK.
08/2015 yang merupakan pembayaran secara berkala selama masa konsesi berdasarkan pada ketersediaan layanan infrastruktur yang telah dibangun oleh badan usaha.Komponen biaya yang dapat dibayarkan oleh AP adalah biaya modal, biaya operasional, dan keuntungan wajar yang diinginkan oleh badan usaha."Dengan skema ini risiko permintaan (demand risk) dari tersedianya layanan infrastruktur akan ditanggung sepenuhnya oleh PJPK yaitu Kemkominfo," tuturnya.Dengan diambilnya risiko tersebut, badan usaha mendapat pengembalian investasi mereka jika berhasil memenuhi kriteria layanan sebagaimana yang telah diperjanjikan dalam Perjanjian Kerjasama.Ada pun kelangsungan pembayaran dari PJPK kepada Badan usaha akan dijamin oleh Pemerintah melalui PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PT PII).
PT PII merupakan pelaksana single window policy penyediaan penjaminan pemerintah untuk proyek infrastuktur yang dikerjasamakan dengan swasta."Dengan adanya Proyek Palapa Ring Paket Barat sebagai awal dari rangkaian Proyek Palapa Ring, maka Pemerintah akan membantu masyarakat Indonesia dalam pemerataan penyediaan akses broadband di seluruh Indonesia," kata Rudiantara.Hadirnya Palapa Ring juga akan memberikan peluang bisnis baru bagi industri Usaha Kecil Menengah (UKM) di pelosok daerah, meningkatkan pendidikan melalui fasilitas internet dan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat lewat kegiatan ekonomi digital.
Menteri Komunikasi dan Informatika, selaku Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK) bersama PT Palapa Ring Barat (PRB) selaku Badan Usaha Pelaksana Proyek melaksanakan peletakan batu pertama Proyek Palapa Ring Barat di Pantai Palapa, Singkawang, Kalimantan Barat sebagai tanda dimulainya proses pembangunan proyek dengan panjang kabel yang akan digelar mencapai 2.000 kilometer memiliki nilai investasi mencapai Rp 3.48 Triliun dengan masa konsensi selama 15 tahun.
Kabel serat optik ini akan membentuk cicin backhaul yang menghubungkan dan menyatukan Indonesia. Proyek Palapa Ring Paket Barat akan menjangkau lima kabupaten di Provinsi Riau dan Kepulauan Riau, yaitu Kabupaten Bengkalis, Kepulauan Meranti, Natuna, Lingga dan Kepulauan Anambas, juga akan menjangkau enam kabupaten/kota yang merupakan titik interkoneksi dengan jaringan tulang punggung serat optik yang telah dibangun operator telekomunikasi, diantaranya Kota Singkawang yang terletak di Provinsi Kalimantan Barat..
Proyek Palapa Ring ini merupakan salah satu upaya pemerintah dalam membangun ketersediaan infrastruktur layanan jaringan serat optik sebagai tulang punggung bagi sistem telekomunikasi nasional yang menghubungkan seluruh kabupaten/kota di Indonesia dan merupakan bukti keseriusan pemerintah dalam percepatan pelaksanaan Proyek Infrastruktur Strategis/Prioritas Nasional yang tercantum dalam Perpres No.3 tahun 2016. Hadirnya Palapa Ring juga akan memberikan peluang bisnis baru bagi industri Usaha Kecil Menengah (UKM) di pelosok daerah, meningkatkan pendidikan melalui fasilitas internet dan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat lewat kegiatan ekonomi digital.
Gencarkan Proyek Palapa Ring, Menkominfo Ingin Libatkan HIPMI
Suara.com - Selasa, 11 Oktober 2016 | 12:06 WIB
Suara.com - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, menegaskan saat ini pemerintah tengah menggencarkan palapa ring project yang merupakan proyek kerjasama pemerintah badan usaha (KPBU) pertama dalam sektor telekomunikasi dengan menerapkan skema pembayaran availability payment.
“Pola pembangunan pemerintah saat ini berubah dari Jakarta atau Jawa sentris menjadi industri sentris. Saat ini 514 kabupaten kota diseluruh indonesia baru 400 kabupaten ibu kota yang terhubung dengan broadband atau internet kecepatan tinggi. Daerah- daerah yang tidak visibel secara keuangan seperti Talaud, Natuna, dan pulau- pulau terluar Indonesia belum bisa menikmati akses broadband. Ini tidak fair. Makanya pemerintah menargetkan tahun 2019 mendatang seluruh wilayah Indonesia sudah terhubung broadband caranya dengan palapa project ini,” jelas Rudiantara, ketika menjadi pembicara dalam acara Diklatnas HIPMI Angkatan IV di Gedung Panca Gatra Lemhamnas, Jakarta, Senin, (10/10/2016).
Sebagai informasi tambahan, project palapa ring terdiri atas tiga paket yakni, Paket Tengah yang menjangkau wilayah Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku Utara, hingga kepulauan Sangihe Talaud. Sementara Paket Barat mencangkup wilayah Riau, sampai dengan Pulau Natuna. Dan, Paket Timur yang berfokus pada wilayah Papua.
Untuk mendorong percepatan pembangunan jaringann komunikasi, Menkominfo bekerjasama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
"Setiap PUPR membangun jalan di ibu kota kabupaten di Papua, disebelahnya menkominfo akan membangun dua kavling untuk fiber optik," ujarnya.
Untuk itu, sambung Rudiantara dalam perkembangan telekomunikasi di daerah- daerah, menkominfo merasa perlu bekerjasama dengan pengusaha daerah dari HIPMI.
"Yang lebih penting bukan masalah bisnisnya dapet proyeknya, tapi saya mengimbau kepada dinda-dinda semua untuk minta permudahan izin kepada bupati- bupati daerah atau walikota untuk percepatan izin. Soal modal akan disediakan dari kami, kontraktor salah satunya mungkin dari anggota HIPMI,” ujarnya yang langsung disambut tepuk tangan peserta Diklatnas.
KOMPAS.com - Perjanjian kerja sama proyek Palapa Ring paket timur ditandatangani bersama oleh pihak-pihak yang terlibat di dalamnya.
Penandatanganan antara Menteri Komunikasi Informatika Rudiantara, PT Palapa Timur Telematika, dan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia itu dilakukan di Istana Negara, Kamis (29/9/2016), dan disaksikan oleh Presiden RI, Joko Widodo.
Dengan ditandatanganinya perjanjian kerja sama ini, proyek Palapa Ring Timur yang dimenangkan oleh konsorsium Moratelindo - IBS - Smart Telecom, bisa segera dilaksanakan.
Sebelumnya, untuk proyek Palapa Ring paket Barat dan Tengah, proses pengerjaannya sudah mulai dilaksanakan.
Menkominfo Rudiantara melalui akun Twitter pribadinya mengatakan bahwa proyek Palapa Ring adalah upaya pemerintah membangun ketersediaan layanan jaringan serat optik sebagai tulang punggung sistem telekomunikasi nasional.
"Rahasia umum bahwa meski sama-sama Indonesia, wilayah di luar Pulau Jawa khususnya bagian timur Indonesia mengidap internet lelet dan mahal," kata Rudiantara.
Masalah itulah yang ingin diselesaikan Rudiantara dengan menghubungkan 514 kota/kabupaten di seluruh Indonesia dengan kabel optik.
"Itu masalah bangsa dalam infrastruktur akses Internet, kita butuh 'tol Informasi' yang akan 'dekatkan' semua wilayah Indonesia," katanya.
Pembiayaan Palapa Ring untuk semua paket menggunakan skema Kerja Sama Pemerintah-Badan Usaha/KPBU, sesuai Perpres 38/2015, dan konsepnya adalah BOOT (Build-Own-Operate-Transfer).
Sedangkan pengembalian investasi badan usahanya menggunakan skema Availibility Payment, sesuai PMK 190/PMK.08/2015.
"Dengan kedua skema tersebut, penggunaan APBN/P akan lebih efektif dan efisien," kata Rudiantara.
Palapa Ring Timur Siap Sapa Internet 'Lelet' di Papua
Okezone - Kamis, 29 September 2016 | 22:36 WIB
JAKARTA - Usai melakukan teken penandatanganan kerjasama Palapa Ring paket Barat, dan paket Tengah. Kementerian Kominfo hari ini telah resmi mendatangani kontrak kerjasama Palapa Ring paket Timur di Istana Negara yang disaksikan oleh Presiden Jokowi.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara mengatakan, kiranya tepat jika proyek Palapa Ring ini disebut sebagai proyek ”Pembangunan Indonesia-Sentris, Menyatukan Indonesia”.
"Palapa Ring adalah upaya pemerintah untuk membangun ketersediaan layanan jaringan serat optik sebagai tulang punggung sistem telekomunikasi nasional," ujar menteri.
Rudiantara menyatakan, sudah rahasia umum bahwa meski sama-sama Indonesia, wilayah di luar pulau Jawa khususnya bagian Timur Indonesia mengidap internet lelet dan mahal. Kecepatan akses di Indonesia Timur seperti Papua bisa 20 kali lipat lebih lelet, namun harganya juga 1,65 kali lebih mahal.
"Itu masalah bangsa dalam infrastruktur akses internet, atas hal itu kita butuh 'Tol Informasi' yang akan dekatkan semua wilayah Indonesia," kata pria yang akrab disapa Chief RA tersebut dikutip melalui akun Twitter resminya @rudiantara_id.
Menteri menganalogikan, proyek ini sama dengan tol laut yang membangun infrastruktur kemaritiman untuk menggerakkan logistik di Tanah Air.
Dari 514 kabupaten/kota, yang sudah terhubung broadband atau pitalebar yang dibangun operator baru sekira 400.
"Dari sisanya yang 114, hanya setengahnya akan dibangun oleh operator. Setengahnya lagi dipandang tidak feasible secara keuangan. Pemerintah ambil affirmative policy agar semua wilayah terhubung pita lebar pada tahun 2019," pungkasnya.
Presiden Jokowi Optimis Proyek Palapa Ring Tuntas di 2019
Suara.com - Kamis, 29 September 2016 | 22:13 WIB
Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meyakini Proyek Palapa Ring rampung pada 2019 sebagai upaya terobosan untuk menggarap peluang di bidang IT Indonesia.
"Tadi sudah saksikan financial close untuk yang Ring Tengah selesai. Kemudian diikuti yang berikut tanda tangan kontrak untuk yang Ring Timur juga sudah selesai. Dan semuanya akan dikerjakan bisa selesai tahun 2019, rampung, yakin," kata Presiden Jokowi saat menyaksikan Financial Close dan Penandatanganan Perjanjian Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) Proyek "Palapa Ring" di Istana Negara Jakarta, Kamis (2092016).
Ia menginstruksikan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara untuk mendorong segera terselesaikannya proyek tersebut.
Menurut Presiden, proyek Palapa Ring harus terus didorong karena jika tidak maka tidak akan segera dimulai karena Indonesia memerlukan terobosan di bidang IT sesegera mungkin.
"Kenapa ini kita garap dan kita dorong terus, saya sampaikan ke Kemenko harus ada terobosan, kalau enggak, enggak akan mulai-mulai. Harus cepat, karena kalau kita lihat semakin kita lihat dunia luar kita, semakin kita ingin semuanya harus cepat kita kejar," katanya.
Presiden mengatakan, jika Indonesia tidak segera memulai dan merampungkan proyek tersebut maka bisa benar-benar ketinggalan dibandingkan negara lain.
"Waktu ke Silicon Valley, masuk ke Google, saya banyak terkaget-kaget, masuk lagi ke bagian Plug and Play, mereka menyiapkan enterprenuer di bidang IT juga begitu sangat siapnya. Balik lagi masuk ke Tiongkok, masuk ke Alibaba kita betul-betul juga merasa ketinggalan sekian tahun," kata Presiden.
Padahal kata dia, peluang ekonomi digital Indonesia pada 2020 diperkirakan bisa sampai 130 miliar dolar AS.
Ia berpendapat, angka itu merupakan potensi dan kekuatan yang sangat besar sehingga harus dipersiapkan dengan baik.
"Jika kita nanti punya ritel paltform sendiri, sehingga nanti kalau kita punya logistik platform sendiri yang betul-betul bisa 'head to head', bisa bersaing dengan kanan kiri kita, dengan negara lain, kita tidak ditinggal atau justru atau justru diserang," katanya. (Antara)
PII Beri Jaminan Rp5,1 Triliun di Proyek Palapa Ring Paket Timur
Suara.com - Kamis, 29 September 2016 | 22:07 WIB
Suara.com - Perseroan Terbatas Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero) memberikan jaminan proyek strategis nasional Palapa Ring Paket Timur senilai Rp5,1 triliun.
Direktur Utama PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PPI) Sinthya Roesly Proyek dalam keterangan pers, di Jakarta, Kamis (29/9/2016), mengatakan proyek itu dilaksanakan dengan skema kerja sama pemerintah dan badan usaha dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) berperan sebagai penanggung jawab proyek kerja sama (PJPK).
Sedangkan pelaksana proyek yakni PT Palapa Timur Telematika (PT PTT) yang merupakan konsorsium Moratelindo, IBS, dan Smart Telecom.
Palapa Ring Timur adalah jaringan tulang punggung serat optik yang menjangkau wilayah Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua Barat hingga pedalaman Papua dengan total panjang kabel serat optik sekitar 8.450 Kilometer.
Paket timur itu diperkirakan membutuhkan belanja modal Rp5 triliun.
Sinthya mengatakan PT PII menandatangani perjanjian penjaminan dengan PT PTT dengan memberikan jaminan terhadap risiko yang dialokasikan kepada penanggung jawab proyek sebagaimana diatur dalam perjanjian kerja sama.
"PT PII memberikan kepastian kelangsungan pembayaran dari PJPK kepada badan usaha. Misalnya kegagalan PJPK dalam melakukan pembayaran AP dan dalam membayar biaya terminasi," kata Sinthya Roesly usai penandatanganan penjaminan di Jakarta, Kamis.
Selain itu, PT PII juga menandatangani Perjanjian Regres dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika. Regres adalah hak penjamin untuk menagih PJPK atas apa yang telah dibayarkannya kepada Penerima Jaminan dalam rangka memenuhi Kewajiban Finansial Penanggung Jawab Proyek Kerjasama dengan memperhitungkan nilai waktu dari uang yang dibayarkan tersebut (time value of money).
"Penandatanganan perjanjian ini merupakan bukti keseriusan pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan infrastruktur publik khususnya sektor telekomunikasi dan merupakan langkah nyata percepatan pelaksanaan Proyek Strategis Nasional yang tercantum dalam Perpres No.3 tahun 2016," jelasnya.
Menurutnya, Palapa Ring Timur adalah proyek strategis nasional kesembilan yang melibatkan PT PII sebagai pelaksana tunggal penyedia Penjaminan Pemerintah dalam skema KPBU.
Total proyek yang dijaminkan PII selama enam tahun berdiri sebesar Rp 80 Triliun.
"Ini menunjukan bahwa pemerintah dapat mewujudkan penyediaan infrastruktur dengan tidak hanya mengandalkan anggaran pemerintah yang terbatas, namun dengan menyediakan dukungan kontinjen berupa penjaminan risiko infrastruktur," tegasnya.
Proyek Palapa Ring ialah upaya pemerintah menyediakan infrastruktur layanan jaringan serat optik sebagai tulang punggung bagi sistem telekomunikasi nasional yang menghubungkan seluruh kabupaten/kota di Indonesia.
Pengerjaan proyek ini dibagi atas tiga paket yakni Barat, Tengah dan Timur. (Antara)
Bangun Palapa Ring Tengah, BUMN Ini Peroleh Dana Rp 875 Miliar
Liputan6.com - 02 Sep 2016 | 13:02 WIB
Liputan6.com, Bandung - BUMN di Bandung, PT Len Industri memperoleh pendanaan sebesar Rp 875 miliar untuk membiayai proyek kabel serat optik Palapa Ring Paket Tengah.
Pendanaan ini diperoleh melalui perjanjian pembiayaan sindikasi yang ditandatangani anak usahanya, yakni PT Len Telekomunikasi Indonesia (PT LTI) bersama Kreditur Sindikasi di Jakarta, Senin (29/8/2016) lalu.
Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama PT LTI, Pantja Gelora bersama perwakilan direksi BNI, Indonesia Infrastructure Finance, dan PT Sarana Multi Infrastruktur.
Acara juga turut disaksikan Menteri Kementerian Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, Direktur Utama Len Industri, Zakky Gamal Yasin, BP3TI, PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia, serta anggota Konsorsium Pandawa Lima.
Pada Palapa Ring Paket Paket Tengah, kabel serat optik akan dibangun sepanjang 2.700 kilometer dengan wilayah jangkauan antara lain Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku Utara (sampai dengan Kep. Sangihe-Talaud).
Syaifudin, Corporate Secretary Len Industri mengatakan bahwa saat ini PT LTI sedang melaksanakan pemenuhan pembiayaan (financial close) sebagai persyaratan dimulainya konstruksi. Perjanjian kemarin merupakan bagian dari financial close tersebut.
"Masuknya PT Len Industri dalam proyek ini guna memperkuat posisinya di bisnis TIK (Teknologi Informasi Komunikasi. red). Proyek ini akan membuka peluang bisnis di bidang TIK lainnya dengan memanfaatkan lebar pita 20 Mbps di sisi end-user," katanya ditemui tim Tekno Liputan6.com di Bandung.
PT LTI yang 51 persen sahamnya dimiliki PT Len Industri merupakan Badan Usaha Pelaksana (BUP) bentukan Konsorsium Pandawa Lima selaku pemenang lelang Proyek Palapa Ring Paket Tengah.
Sisa saham dimiliki PT Teknologi Riset Global Investama (34%), PT Sufia Technologies (5%), PT Bina Nusantara Perkasa (5%), dan PT Multi Kontrol Nusantara (5%).
Proyek Palapa Ring Paket Tengah merupakan proyek Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU) pertama dalam sektor telekomunikasi dengan menerapkan skema pembayaran availability payment (AP) sebesar Rp 4 triliun.
Pembayaran dilakukan berkala selama masa konsesi 15 tahun yang dijamin pembayarannya oleh pemerintah melalui PT PII.
Menurutnya, usai penandatanganan ini, tanggal efektif kontrak akan ditetapkan pada awal September 2016 sehingga bisa dilakukan peletakan batu pertama dan dimulainya pekerjaan konstruksi.
"Pekerjan pembangunan Sistem Komunikasi Serat Optik (SKSO), Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) dan microwave secara paralel dijadwalkan selesai dalam 18 bulan kedepan yang diakhiri dengan ditetapkannya tanggal operasional komersial," imbuh Syaifudin.
PT LTI melalui skema AP yang diprakarsai Kementerian Keuangan ini akan menghimpun dana bersumber dari Dana Kontribusi Universal Service Obligation (USO) dan diatur dalam Peraturan Menkeu No.190/PMK.08/2015.
Kemkominfo menargetkan seluruh proyek Palapa Ring akan selesai pada 2018 dengan masa toleransi hingga 2019 dengan tujuan untuk meningkatkan pemerataan akses telekomunikasi di seluruh Indonesia.
Jaringan Palapa Ring di Natuna Beroperasi Pertengahan 2017
Batam Pos - Rabu, 31 Agustus 2016 | 14:35 WIB
batampos.co.id – Jaringan palapa ring wilayah barat akan segera beroperasi pertengahan tahun 2017 mendatang. Saat ini pembangunan sudah mulai dikerjakan. Palapa ring merupakan fiber optik terhubung dari Singkawang, Natuna, Tarempa dan Batam.
Presiden Direktur PT Palapa Ring Barat, Syarif Lumintarjo mengatakan, pembangunan jaringan tulang punggung serat optik nasional Palapa Ring salah satu percepatan pembangunan Natuna yang dicanangkan Presiden Joko Widodo.
“Jaringan ini nantinya akan terkoneksi dengan wilayah Tanjung Memban (Batam),Tarempa (KKA), Tarempa, Ranai (Natuna), kemudian Ranai-Singkawang (Kalimantan Barat),” jelasnya dalam pertemuan dengan pemerintah Kabupaten Natuna, Selasa (30/8).
Proses pembangunan jaringan tulang punggung serat optik nasional Palapa Ring dilakukan dengan 3 tahapan. Yakni tahapan administrasi seperti izin sosialisasi dan lain sebagainya, lalu tahapan kontruksi, dan tahap operasional yang akan beroperasi selama 15 tahun.
Pengerjaan kegiatan palapa ring berdasarkan Peraturan Presiden nomor 3 tahun 2016 tentang pecepatan pelaksanaan proyek strategis nasional. Dan rekomendasi dari Menteri Komunikasi dan Informatika nomor : 483/M.Kominfo/KS.01.03/04/2016, tentang Rekomendasi Perizinan Proyek Pembangunan Jaringan Tulang Punggung Serat Optik Nasional Palapa Ring.
“Proyeknya sudah mulai berjalan, pemasangan serat optik di bawah laut,” ujarnya.
Asisten I Pemkab Natuna, Izwar Aspawi saat memimpin rapat pertemuan antara Pemerintah Daerah Natuna dengan jajaran direksi PT Palapa Ring Barat mengatakan, dengan adanya pembangunan Jaringan Tulang Punggung Serat Optik Nasional Palapa Ring bisa memecahkan masalah telekomunikasi di Natuna yang telah menjadi perhatian pemerintah hingga mancanegara.
“Kita berharap dengan adanya telekomunikasi yang lancar, jadi segala yang menjadi proritas pembangunan di Natuna bisa segera beroprasi sekaligus pengembangan Natuna dengan 4 pilar program pemerintah pusat menjadi prioritas 4 Pilar dan lancar ,” kata Izwar Aspawi.
Kompas Tekno - Selasa, 30 Agustus 2016 | 11:41 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menjelaskan alasan di balik pembuatan proyek jaringan Palapa Ring.
Rudiantara membeberkan, semua operator telekomunikasi belum membangun jaringan secara merata di seluruh Indonesia. Lantas, Palapa Ring dianggap sebagai solusi paling tepat dari masalah tersebut.
Sebelum menentukan wilayah yang jadi target pembangunan Palapa Ring, Rudiantara mengatakan telah berdiskusi dengan seluruh operator telekomunikasi.
Para operator pun memberikan jawaban berupa surat yang menyatakan niatnya membangun wilayah-wilayah tertentu.
Berdasarkan surat tersebut, imbuh Rudiantara, dapat diketahui daftar wilayah yang tidak akan dikembangkan oleh para operator.
“Jadi kalau ada (operator) yang mengatakan saya bangun ke mana-mana, dalam suratnya malah mengatakan tidak membangun (wilayah tertentu) kok. Makanya kami membuat Palapa Ring ini,” ujarnya saat ditemui usai penandatanganan Perjanjian Pembiayaan untuk Palapa Ring Paket Tengah, di Jakarta, Senin (29/8/2016).
“Kalau misal ada (operator) yang bangun Indonesia semuanya, Palapa Ring ya tidak akan dibangun. Artinya ada daerah yang tidak akan dibangun operator karena tidak visible,” imbuhnya.
Dianggap tidak menguntungkan
Pria yang akrab disapa Chief RA ini menjelaskan bahwa Palapa Ring merupakan pembangunan infrastruktur telekomunikasi yang bakal menjangkau wilayah-wilayah terpencil dan perbatasan.
Operator telekomunikasi rata-rata enggan memasuki wilayah tertentu karena menilai bisnis tidak menguntungkan. Solusinya, pemerintah masuk dan membangun sendiri jaringan telekomunikasi.
“Karena kami harus membangun seluruh indonesia,” pungkasnya.
Sekadar diketahui, Palapa Ring ini terbagi menjadi Paket Barat, Tengah dan Timur. Paket Barat merupakan bentangan kabel serat optik sepanjang lebih kurang 2.000 kilometer dan menjangkau Riau, Kepulauan Riau, hingga Pulau Natuna.
Paket Tengah bakal membentangkan kabel serat optik sekitar 1.676 kilometer yang menjangkau ujung-ujung Pulau Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku Utara.
Sedangkan Paket Timur rencananya berupa kabel serat optik sepanjang 6.300 kilometer yang menjangkau Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua Barat, dan Papua (pedalaman).
Menkominfo: Pinjaman Cair, Proyek Palapa Ring Barat Bisa Jalan
Okezone.com - 21 Agustus 2016 | 16:24 wib WIB
JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melalui program Palapa Ring akan membangun serat optik di seluruh Indonesia dengan panjang 13.000 kilometer. Proyek ini nantinya sebagai "Tol Informasi" yang akan menyatukan semua wilayah NKRI.
"Proyek ini terdiri atas tujuh lingkar kecil serat optik (untuk wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara, Papua, Sulawesi dan Maluku) dan satu backhaul untuk menghubungkan semuanya, menyatukan Indonesia," ujar Menkominfo, Rudiantara di Jakarta.
Menurutnya, koneksi internet di wilayah luar pulau Jawa lebih lambat dan lebih mahal. Kecepatan akses di ujung Timur Indonesia bisa 20 kali lebih lambat, namun harganya bisa lebih mahal.
"Dan ini menjadi masalah bangsa, masalah kita bersama. Untuk itu, kita butuh "Tol Informasi" yang akan mendekatkan semua wilayah NKRI," papar menteri seperti dikutip dari Kominfo.go.id, Minggu (21/8/2016).
Rudiantara mencatat lebih dari 500 kabupaten/kota di NKRI, namun yang terhubung broadband atau pita lebar baru sekira 400 kab/kota. Sisanya, hanya setengahnya yang disanggupi dibangun oleh operator. Setengah lagi, dianggap tidak menguntungkan secara keuangan oleh operator.
"Oleh karena itu, pemerintah mengambil kebijakan pemihakan agar semua terhubung pita lebar pada 2019, maka Proyek Palapa Ring akan membangun pita lebar di 57 kabupaten dan kota yang tidak dibangun oleh operator," ungkap pria yang akrab di sapa Chief RA tersebut.
Proyek Palapa Ring Dukung Ekonomi Digital Indonesia
Okezone.com - 11 Agustus 2016 | 18:46 wib WIB
JAKARTA - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara tengah berfokus pada Proyek Palapa Ring, ada tiga paket yaitu Palapa Ring Barat, Tengah, dan Timur yang diharapkan mampu mendukung perkembangan perekonomian digital di Indonesia.
"Pemerintah saat ini tengah membangun jaringan fiber optik hingga 2019, sehingga nantinya seluruh kabupaten dan kota di Indonesia terkoneksi internet melalui Proyek PalapaRing," ujarnya di Jakarta, seperti dikutip Kominfo.go.id, Kamis (11/8/2016).
Menurutnya, Proyek Palapa Ring membuat akses internet di Indonesia lebih merata dan tidak timpang, sehingga akan mendukung perkembangan berbagai sektor ekonomi.
"Saat ini, Internet di Indonesia tidak merata dan timpang. Berdasarkan data Opensignal, di Jakarta, kecepatan unduh internet bisa mencapai 7 Mbps. Dengan akses internet yang lebih cepat akan dapat mendukung perekonomian digital termasuk mendukung sektor pariwisata menjadi lebih semarak," harapnya.
Rudiantara menerangkan, saat ini kecepatan internet di Jakarta berada di peringkat dua di kawasan ASEAN. Posisi Indonesia masih di bawah Singapura namun mengungguli Bangkok (Thailand) dan Kuala Lumpur (Malaysia).
"Sementara di wilayah Timur misalnya Papua, kemampuan unduh internet hanya 300 Kbps," ungkap Pria yang akrab disapa Chief RA tersebut.
"Sangat lemot," kata Rudiantara, "Kondisi itu membuat rata-rata kecepatan internet Indonesia hanya menduduki nomor 4, di bawah Singapura, Malaysia dan Thailand. Bahkan kini Vietnam semakin mendekat (ke posisi Indonesia)," paparnya.
Dia juga menekankan pentingnya akselerasi pertumbuhan dan pemerataan pembangunan infrastruktur jaringan telekomunikasi agar dapat menjangkau dan meningkatkan akses informasi bagi masyarakat Indonesia.
"Dengan terlaksananya Proyek Palapa Ring menunjukkan keseriusan pemerintah Untuk mendorong koneksi internet yang lebih baik dan cepat dapat dirasakan di seluruh wilayah Indonesia," pungkas Menteri.
Menkominfo: Pinjaman Cair, Proyek Palapa Ring Barat Bisa Jalan
Liputan6.com - 11 Agustus 2016 | 19:09 WIB
Liputan6.com, Jakarta - Akhirnya, proyek Palapa Ring Barat dapat berjalan sepenuhnya dengan menggunakan pinjaman bank sebesar Rp 875 miliar. Sebelumnya, pemerintah menggunakan dana pribadi untuk membiayai proyek tersebut.
Hal ini ditandai dengan efektifnya perjanjian pembiayaan senilai Rp 875 miliar yang pada 25 Juli lalu telah ditandatangani Bank Mandiri dan PT Palapa Ring Barat selaku penyelenggara proyek.
Ditemui tim Tekno Liputan6.com pada Penandatanganan Surat Pernyataan Efektif Proyek Palapa Ring Barat, Kamis (11/8)2016), Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara mengatakan bahwa PT Palapa Ring Barat sudah bisa menjalankan proyeknya.
Penandatanganan Surat Pernyataan Efektif ini juga turut dihadiri oleh Direktur Utama PT Palapa Ring Barat, Syarief Lumintarjo.
Lebih lanjut, kata Rudiantara, proses perizinan proyek kabel serat optik sudah berjalan, begitu juga PT Palapa Ring Barat sebagai badan usaha.
"Bank akan cairkan pinjaman, jika ada syarat. Ini bukan loan biasa, tetapi restructure finance. 20 persen dari equity dan 80 persen loan," ujar Rudiantara ditemui usai acara.
Menurut pria yang akrab disapa Chief RA ini, model pembiayaan tersebut adalah yang pertama di Indonesia. "Jadi begini, sebetulnya proyek ini sudah jalan sebelum dana cair karena 20 persen pakai uang sendiri," tegas Rudiantara.
Sebelumnya, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan PT Palapa Ring Barat menandatangani Perjanjian Kerja Sama Proyek Palapa Ring Barat pada 29 Februari lalu.
Setelah 5 bulan melewati serangkaian proses pemenuhan pembiayaan dan persyaratan, Kemenkominfo selaku PJPK telah menyatakan kerja sama ini efektif.
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menargetkan proyek Palapa Ring selesai pada akhir 2018. Program pembangunan serat optik yang menjangkau berbagai daerah terpencil ini terbagi menjadi tiga wilayah: barat, tengah, dan timur.
“Jadi, pada 2019 semua ibu kota kabupaten dan kotamadya harus terhubung dengan broadband,” kata Rudiantara setelah rapat koordinasi bersama Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno dan Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, Senin, 8 Agustus 2016.
Tender Palapa Ring pertama kali ditandatangani pada 2007, dan pembangunannya dimulai setahun kemudian. Saat itu, proyek awal ini memakan biaya Rp 4 triliun. Jaringan serat optik pita lebar ini akan menjangkau 34 provinsi, dan sekitar 514 kota atau kabupaten.
Kali ini, pemerintah akan mengintegrasikan jaringan yang sudah ada dengan jaringan baru pada wilayah timur Indonesia (Palapa ring timur). Adapun total panjang kabel ring timur mencapai 4.450 kilometer, yang terdiri atas 3.850 kilometer kabel laut, dan 600 kilometer kabel di daratan. Jaringan itu berkapasitas 100 gigabyte.
Kementerian memenangkan konsorsium Moratelindo, IBS, dan Smart Telecom sebagai tender Palapa Ring paket timur pada akhir Juli. Rudiantara berharap konsorsium ini dapat menyelesaikan dokumen kontrak secepatnya. “September penandatanganan kontrak,” katanya. Nilai proyek ring timur mencapai Rp 5 triliun.
Konsorsium Mora Telematika Indonesia dan Ketrosden Triasmitra menjadi pemenang tender paket barat, dengan nilai proyek Rp 3,5 triliun. Sedangkan paket tengah dimenangkan Konsorsium Pandawa Lima dengan basis pengelolaan milik negara. Anggota konsorsiumnya terdiri atas PT LEN, PT Teknologi Riset Global Invetasma, PT Sufia Technologies, PT Bina Nusantara Perkasa, dan PT Multi Kontrol Nusantara.
Jika proyek ini sukses, Rudiantara yakin masyarakat dapat menikmati kecepatan akses data yang lebih merata. Musababnya, kesenjangan kecepatan pengunduhan data di Jakarta mencapai 7 megabit per detik, sedangkan di wilayah timur hanya 300 kilobit per detik. “Padahal, warga di timur membayar lebih mahal. Gap (perbedaan) itulah yang harus kami rapikan,” katanya.
Tak hanya itu, pemerintah juga akan mengatur tarif akses data yang dipatok oleh operator. Rudi mengaku tak akan menerapkan tarif atas dan bawah agar terjadi kompetisi. Pemerintah masih berdiskusi dengan industri telekomunikasi untuk merumuskan kebijakan yang tepat.
Konsorsium Smartfren Menangi Tender Palapa Ring Timur
Kompas Tekno - Selasa, 19 Juli 2016 | 16:37 WIB
KOMPAS.com - Kementerian Komunikasi dan Informatika mengumumkan pemenang hasil lelang pengadaan jaringan Palapa Ring Paket Timur.
Pengumuman tersebut tertuang dalam Berita Acara Hasil pelelangan (BAHP) Nomor 301/KOMINFO/BP3TI.31.9/PL.02.02/06/2016.
Dalam surat tersebut, berdasar hasil evaluasi dokumen penawaran, konsorsium Moratelindo - IBS - Smart Telecom dinyatakan lulus administrasi dan lulus teknis dengan skor 85,98.
Moratelindo - IBS - Smart Telecom pun dinyatakan sebagai Peringkat 1 alias pemenang tender dengan nilai finansial total sekitar Rp 14 triliun, mengalahkan konsorsium pesaingnya yang terdiri atas XL Axiata - Indosat - Alita.
Kepala Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat Kemekominfo, Ismail Cawidu membenarkan keputusan tersebut saat dihubungi KompasTekno, Selasa (19/7/2016).
"Sekarang memasuki masa sanggah hasil pengumuman, sampai 13 Juli kemarin (deadline) tidak ada yang keberatan," kata Ismail Cawidu dalam pesan singkat. Penetapan resmi pemenang tender rencananya akan dilakukan pada 25 Juli mendatang.
"Kita sekarang masih menunggu dari Pak Menteri (Kominfo), penetapannya kemungkinan akan maju dari jadwal, karena tidak ada yang menyanggah," imbuh Ismail.
Sebelumnya, diketahui ada tiga konsorsium peserta tender yang mengajukan diri, yakni konsorsium Moratelindo-IBS-Smart Telecom, konsorsium XL-Indosat-Alita, dan PT Telkom.
Pemerintah juga telah mengubah skema proyek Palapa Ring untuk Paket Timur (Papua, Papua Barat, NTT, Maluku). Jika sebelumnya terhitung dalam satu daerah, paket tersebut kini dibagi menjadi dua wilayah, yakni timur bagian atas dan timur bagian bawah.
Palapa Ring Paket Timur membutuhkan dana paling besar dibandingkan Paket Barat dan Paket Tengah. Dana 80 persen pengerjaan Paket Tengah ditaksir sekitar Rp 790 miliar. Sementara Paket Timur ancang-ancangnya butuh belanja modal Rp 5 triliun. Pembangunaan kabel optik mayoritas di laut, yakni seluas 80 persen, sisanya yang 20 persen ada di darat.
Batam Pos - Kementrian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) memastikan seluruh Kabupaten dan Kota Madya seluruh Indonesia akan terhubung infrastruktur Broadband di tahun 2019 mendatang. Harapannya adalah untuk menyatukan seluruh wilayah Indonesia seutuhnya dalam NKRI dalam pelayanan jaringan.
Broadband merupakan pemerataan akses pitalebar untuk membangun infrastruktur jaringan tulang punggung serat optik nasional di daerah-daerah non-commercial. Untuk melaksanakan hal itu, pemerintah melakukan proyek pembangunan Palapa Ring. Palapa Ring merupakan upaya membangun ketersediaan layanan jaringan serat optik sebagai tulang punggung bagi sistem telekomunikasi nasional. Sehingga bisa menghubungkan seluruh daerah Indonesia.
Menteri Komunikasi dan Informasi RepubliI Indonesia, Rudiantara mengatakan proyek Palapa Ring dibagi menjadi tiga paket yakni Barat, Tengah dan Timur. Proyek Palapa Barat menjangkau wilayah Riau (Bengkalis dan Meranti) Kepri (Natuna, Lingga dan Anambas) serta Kalimantan Barat. Pembangunan Palapa Ring diwilayah merupakan bagian dari interkoneksi dengan jaringan serat optik.
“Panjang kabel serat Optik sekitar 2000 KM. Dan Paket merupakan kawasan pertama pembangunan Palapa Ring. Semoga ini menjadi titik awal peningkatan infrastruktur informasi dan komunikasi di Indonesia,” kata Rudiantara saat berkunjung ke Pemko Batam, Rabu (15/6) pagi.
Dikatakannya, proyek Palapa Ring Barat akan ditangani pemenang tender, yaitu konsorsium Moratel – Ketrosden Triasmita. Saat ini pembangunan Palapa Ring sedang dalam tahap pemenuhaan pembiyaan sebagai syarat dimulainya proses kontruksi.
“Mudah-mudahan tahun ini sudah mulai dikerjakan. Kita berharap seluruh paketan untuk Palapa Ring ini selesai tahun 2019. Sehingga bisa menghubungkan seluruh daerah-daerah di Indonesia serta akses informasi lebih luas,” imbuh Rudiantara.
Menurut dia, proyek Palapa Ring merupakan keseriusan pemerintah dalam bekerjasama sama dengan investor dalam pembangunan infrastruktur Indonesia. Berbagai pihak telah ikut mendukung proyek sehingga persiapan pembangunan bisa berlangsung cepat yaitu kurang dari satu tahun. Apalagi proyek ini sudah mendapat dukungan fasilitas pendampingan proses transaksi dan izin availability payment dari Menteri Keuangan.
“Nilai investasi untuk proyek Palapa Ring Barat adalah Rp 1,28 triliun. Rencana penyelesaian kontruksi 2018,” ujarnya.
Selain paket Barat, proyek palapa ring juga mengerjakan paket tengah yang menjangkau wilayah Kalimantan, Sulawesi dan Maluku Utara (sampai kepulauan Sangihe-Talaud) dengan total panjang kabel serat optik sekitar 2.700 km. Sedangkan untuk paket timur menggapai wilayah NTT, Maluku, Papua Barat, dan Papua (sampai pedalaman Papua). Total panjang paket timur mencapai 6.300 km.
Sementara, Wali Kota Batam, Muhammad Rudi mengatakan dengan pembangunan proyek ini diharapkan dapat berdampak bagi infrastruktur komunikasi dan informasi di Kota Batam.
“Batam merupakan kota yang paling dengan singapura, Negara yang sangat cepat pertumbuhannya terutama di bidang Informasi dan Komunikasi,” terang Rudi.
Menurutnya, Kota Batam didisain sebagai kota Industri dimana informasi dan komunikasi sangat penting, khusunya bagi para investor. Selain perlu teknologi informasi yang handal, di Batam juga perlu keterbukaan informasi publik.
“Para calon investor haruslah bisa mengkases semua kegiatan yang ada di pemerintah baik Pemerintah Kota maupun BP Batam,” pungkas Rudi.
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara meminta pemerintah daerah membantu mempermudah pengurusan izin Palapa Ring, agar proyek pemerataan jaringan pita lebar di seluruh Indonesia itu sukses.
"Saya sangat memohon memberikan kemudahan izin kepada yang akan membangun," kata Menkominfo Rudiantara dalam sosialisasi Proyek Palapa Ring di Batam, Kepulauan Riau, Rabu, 15 Juni 2016.
Proyek Palapa Ring Barat yang meliputi Kabupaten Bengkalis dan Kepulauan Meranti di Provinsi Riau dan Kabupaten Natuna, Kepulauan Anambas dan Lingga di Provinsi Kepulauan Riau akan segera dimulai.
Menteri menyatakan bila tidak diberikan kemudahan izin, maka proyek itu akan sulit berjalan. Perizinan yang dibutuhkan seperti izin membangun "landing station" di pinggir pantai, izin untuk menggali di jalan untuk menanam fiber optik. "Karena harus ditarik dari landing station," katanya.
Di tempat yang sama, Direkur Utama Palapa Ring Barat Syarif Lumintarjo juga menyatakan membutuhkan bantuan dan dukungan dari pemerintah agar bisa mengerjakan pekerjaan sesuai yang diharapkan. "Kami membutuhkan bantuan dan support untuk mewujudkan rencana waktu bekerja," kata dia.
Mulai September 2016, konsorsium Palapa Ring Barat akan melakukan sosialisasi ke Pemda. "Kami akan sowan. Proyek ini direncanakan ready for service 2018 dengan 8 kali 10 giga bite per second," kata dia.
Proyek Palapa Ring merupakan upaya pemerintah membangun ketersediaan layanan jaringan serat optik bagi tulang punggung sistem telekomunikasi nasional yang menghubungkan seluruh kabupaten kota di Indonesia.
Selain lima kabupaten kota yang dilalui, sejumlah kabupaten kota juga bisa menikmati layanan sinyal seluler kecepatan tinggi itu, yaitu di Tanjung Jabung Provinsi Jambi dan Singkawang Kalimantan Barat.
Batam, Kominfo - Tujuan Proyek Palapa Ring tulang punggung bagi sistem telekomunikasi nasional. Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara berharap Indonesia menjadi Negara Kesatuan yang utuh dengan membangun ketersambungan layanan jaringan serat optik itu. “Diharapkan nantinya tidak ada lagi gap antara Indonesia bagian Barat dengan Tengah maupun dengan Timur sehingga Indonesia menjadi negara kesatuan yang utuh,” katanya dalam Sosialisasi Palapa Ring di Batam, Kepulauan Riau, Rabu (15/06/2016).
Walikota Batam H. Muhammad Rudi, mengatakan Batam saat ini dikembangkan menjadi empat fungsi utama yaitu sebagai daerah industri, perdagangan, pariwisata, dan perkapalan. “Dalam mendukung empat fungsi utama tersebut diperlukan perkembangan TIK sehingga kita mempunyai akses internet dan bertukar pikiran mengenai satu daerah dengan daerah lainnya agar bangsa kita bisa selalu belajar,” katanya.
Muhammad Rudi berharap akselerasi pertumbuhan pembangunan infrastruktur jaringan dapat membantu akses masyarakat. “Kami mendukung proyek ini sehingga pembangunan bisa sesuai dengan karateristik wilayah setempat, bisa mengoptimalkan wilayah setempat dan kedaulatan NKRI,” katanya.
Sementara itu, Gubernur Riau Arsyadjulaindi Rachman mengatakan fungsi utama adanya proyek Palapa Ring ini dicetuskan untuk kedaulatan negara dan ketahanan nasional melalui penyediaan teknologi infromasi dan telekomunikasi. “Pemerintah Provinsi Riau memberikan kontribusi positif terhadap proyek pembangunan ini,” paparnya.
Rachman berharap agar kehadiran Palapa Ring mampu meningkatan kesejahteraaan hidup masyarakat yang digital. “Kami berharap dapat terhubung dan terakselerasi dengan jaringan yang ada dengan kualitas internet yang tinggi dan aman,” katanya.
Proyek Palapa Ring Timur Dibagi Dua, Ini Alasannya
Kompas Tekno - Kamis, 2 Juni 2016 | 16:10 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah mengubah skema proyek Palapa Ring untuk Paket Timur (Papua, Papua Barat, NTT, Maluku). Jika sebelumnya terhitung dalam satu daerah, paket tersebut kini dibagi menjadi dua wilayah, yakni timur bagian atas dan timur bagian bawah.
Hal ini bersumbu pada kondisi geografis Papua yang didominasi darat (inland), sehingga penerapan kabel optik di bawah laut menjadi sulit. Sementara itu, pengadaan di daerah Maluku dianggap lebih mudah.
Maka, menurut Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara, pembagian tersebut dilakukan untuk menjamin Paket Timur terus berjalan. Pemerintah tak ingin kompleksitas di Papua berpengaruh pada Maluku.
"Solusi inland di Papua lebih sulit dibandingkan Maluku. Ketidakpastian di Papua lebih tinggi. Makanya harus dibagi supaya jalan terus," kata Rudiantara, usai memberi sambutan pada pameran tahunan Indonesia Cellular Show 2016, Kamis (2/6/2016) di JCC, Senayan.
Meski pengerjaan dibagi dua paket, pemenang proyek nantinya hanya ada satu. Diketahui, ada tiga konsorsium peserta tender yang mengajukan diri, yakni konsorsium Moratelindo-IBS-Smart Telecom, kosorsium XL-Indosat-Alita, dan PT Telkom.
Bersinergi dengan Kementerian PU
Untuk memecahkan masalah geografis di Papua, Menkominfo menggandeng Kementerian Pekerjaan Umum (PU) yang sedang membangun jalan Trans Papua. Rencananya, pemenang tender Palapa Ring Paket Timur akan membangun sebuah saluran alias ducting di sepanjang Trans Papua itu.
Ducting tersebut akan ditempati kabel optik. Dengan kata lain, pengerjaan Palapa Ring di Papua akan paralel dengan proyek jalan raya Trans Papua.
"Kementerian PU bangun jalan, kami bikin ducting di sebelahnya. Bukan cuma sama PU, tapi juga Bappenas. Ini semua untuk membangun Papua," ia menuturkan.
Sekadar informasi, proyek Palapa Ring Paket Timur membutuhkan dana paling besar dibandingkan Paket Barat dan Paket Tengah. Dana 80 persen pengerjaan Paket Tengah ditaksir sekitar Rp 790 miliar. Sementara Paket Timur ancang-ancangnya butuh belanja modal Rp 5 triliun. Pembangunaan kabel optik mayoritas di laut, yakni seluas 80 persen, sisanya yang 20 persen ada di darat.
Peserta tender Palapa Ring Paket Timur diberikan tenggat waktu hingga 31 Mei 2016 lalu untuk menyerahkan dokumen. Pengumuman pemenang tender Palapa Ring Timur akan disampaikan 20 Juni mendatang.
Proyek Palapa Ring Rp 8,5 Triliun, Prestasi Baru bagi RI
Liputan6.com - 04 Maret 2016 | 17:31 WIB
Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah kembali menorehkan prestasi dengan mengeksekusi perjanjian kerja sama proyek Palapa Ring Paket Tengah senilai Rp 1,38 triliun. Pembangunan jaringan serat optik menjangkau seluruh wilayah Indonesia ini ditaksir memakan investasi sekitar Rp 8,5 triliun.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, saat acara Penandatanganan Kerja Sama Palapa Ring Paket Tengah, mengungkapkan, jaringan pita lebar (broadband) merupakan masa depan bangsa ini guna mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional.
Menariknya, pembangunan proyek Palapa Ring Paket Barat, Tengah, dan Timur ini menggunakan skema Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) sehingga murni tanpa menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Proyek tersebut juga mendapat jaminan dari PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero).
"Skema pembiayaan KPBU belum terbiasa digunakan di RI, tapi proyek Palapa Ring ini yang tercepat perkembangannya sampai saat ini. Ini jadi prestasi baru, dan membawa manfaat bagi kesejahteraan bangsa kita," ujar Darmin di kantornya, Jakarta, Jumat (4/3/2016).
Sementara itu, Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro mengatakan, proyek Palapa Ring masuk dalam Proyek Strategis Nasional dengan skema KPBU. Ia menambahkan, terutama avalibility payment yang dapat meningkatkan kelayakan proyek dan selama ini belum pernah digunakan dalam proyek infrastruktur lain.
"Jangan berpikir semua proyek infrastruktur dibangun pakai APBN, karena fokus APBN kita ke infrastruktur dasar, seperti irigasi, bandara kecil, pelabuhan kecil, jalan arteri. Dengan ini diharapkan makin banyak perusahaan Indonesia bisa hidup dari infrastruktur bukan hanya kontraktor, tapi juga developer," tutur dia.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin mengatakan saat ini sudah ada 10 perusahaan nasional sanggup membangun infrastruktur jaringan tulang punggung serat optik dengan kapasitas 1,6 juta kilometer per tahun.
"Kalau betul-betul pakai produk dalam negeri, ini akan memberi nilai tambah dan menyerap banyak tenaga kerja. Sejalan dengan amanat peraturan Presiden, di dalam menjalankan proyek diimbau menggunakan produk bangsa sendiri," terangnya.
Hari ini, titik awal kesuksesan pembangunan infrastruktur skema KPBU kembali ditorehkan. Sebelumnya, pemerintah melalui Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara menandatangani perjanjian kerja sama proyek Palapa Ring Paket Barat, kini dilanjutkan dengan Paket Tengah dengan PT LEN Telekomunikasi Indonesia (konsorsium Pandawa Lima).
Paket Tengah proyek Palapa Ring akan menjangkau wilayah Kalimantan, Sulawesi dan Maluku Utara (sampai Kepulauan Sangihe-Talaud) dengan total panjang kabel serat optik sekitar 2.700 km. Total investasinya Rp 1,7 triliun.
Penandatangan Kerjasama Palapa Ring Barat dengan Bank Mandiri
Palaparing.id - 22 Februari 2016
Jakarta, 22 Februari 2016 – PT Palapa Ring Barat melakukan penandatangan kerjasama kredit investasi dengan Bank Mandiri. Penandatangan kerjasama ini dilakukan oleh Direktur Commercial Banking Bank Mandiri Kartini Sally dan Direksi PT Palapa Ring Barat Syarif Lumintardjo dan Yopie Widjaja, dan disaksikan oleh Menteri Kominfo Rudiantara dan Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo di Plaza Mandiri.
Turut hadir dalam acara penandatanganan perjanjian kredit, Farida Bau (CEO IBS Group) dan Galumbang Menak (CEO Moratelindo Group) serta Direksi PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero).
Proyek Palapa Ring Paket Barat merupakan Proyek Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) yang mendapat penjaminan oleh PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero). Bank Mandiri mengucurkan pembiayaan senilai Rp875 miliar kepada PT Palapa Ring Barat selaku Badan Usaha Pelaksana (BUP) ) Proyek Jaringan Tulang Punggung Serat Optik Nasional Palapa Ring Paket Barat yang diinisasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kominfo), untuk mendukung pembangunan jaringan fiber optik di 5 kota/kabupaten di Kepulauan Riau.
Di samping fasilitas kredit investasi, Bank Mandiri juga memberikan fasilitas non cash loan dalam bentuk plafond LC/SKBDN, bank garansi, standby LC dan treasury line untuk keperluan pengadaan material dan peralatan serta jaminan pelaksanaan proyek.
Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika akhirnya mengumumkan para pemenang tender Palapa Ring seperti yang dijanjikan oleh Menkominfo Rudiantara sebelumnya. Siapa saja mereka?
Seperti detikINET kutip dari keterangan yang dilansir Kemenkominfo, Jumat (22/1/2016), pengumuman pemenang lelang untuk masing-masing paket adalah sebagai berikut:
Paket Barat dimenangkan oleh Konsorsium Moratel-Triasmitra:
1. PT. Moratelematika Indonesia → 90%
2. PT. Ketrosden Triasmitra → 10%
Paket Tengah dimenangkan oleh Konsorsium Pandawa Lima:
1. PT LEN (Ketua Konsorsium) → 51%
2. PT Teknologi Riset Global Investama (TRG) → 34%
3. PT Sufia Technologies → 5%
4. PT Bina Nusantara Perkasa (BNP) → 5%
5. PT Multi Kontrol Nusantara → 5%
Sementara untuk Paket Timur ternyata masih ditunda dan perlu dilakukan penyiapan ulang karena kompleksitas profil medan di wilayah Timur.
Proyek Palapa Ring sendiri adalah proyek pembangunan infrastruktur jaringan tulang punggung serat optik nasional yang ditujukan demi pemerataan akses pitalebar (broadband) di Indonesia.
Ruang lingkup Proyek Palapa Ring sendiri adalah sebagai berikut:
a. Melayani daerah non-financially feasible (tidak layak secara bisnis/keuangan);
b. Pemerintah berperan menyediakan penjaminan;
c. Distruktur sebagai PPP/Kerjasama Pemerintah Badan Usaha; dan
d. Merupakan proyek PPP pertama di sektor telekomunikasi.
Proyek Palapa Ring sendiri akan melayani 57 kabupaten/kota di Indonesia yang terbagi menjadi Paket Barat yang menjangkau wilayah Riau dan Kepulauan Riau (sampai dengan Pulau Natuna) dengan total panjang kabel serat optik sekitar 2.000 km.
Kemudian Paket Tengah menjangkau wilayah Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku Utara (sampai dengan Kep. Sangihe-Talaud) dengan total panjang kabel serat optik sekitar 2.700 km.
Dan terakhir Paket Timur yang menjangkau wilayah Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua Barat, dan Papua, (sampai dengan pedalaman Papua) dengan total panjang kabel serat optik sekitar 6.300 km.
Palapa Ring dengan nilai proyek USD 230,64 juta itu sendiri ditargetkan selesai pada akhir tahun 2018. Menkominfo sebelumnya berharap, proyek ini mulai beroperasi sepenuhnya pada 1 Januari 2019.